PERAN PERILAKU PRODUSEN
DALAM OPTIMALISASI FUNGSI PRODUKSI
OLEH:
DARYANI
MAHASISWA PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM BATIK (UNIBA) SURAKARTA
A.
PRODUSEN DAN PRODUKSI
Produsen adalah orang atau
suatu badan perusahaan yang berperan dalam menaikan nilai guna suatu barang
atau jasa sehingga dapat menghasikan barang konsumsi untuk memenuhi kebutuhan
konsumen. Sedangkan Produksi adalah kegiatan mengubah suatu bahan baku
atau sumber daya alam menjadi suatu barang yang dapat berguna bagi konsumen
sehingga menaikkan nilai jual dan guna barang tersebut, atau sumber daya
manusia yang dapat menjadi suatu jasa yang dapat berguna bagi konsumen sehingga
menghasilkan nilai jual dan guna jasa tersebut.
Dalam kegiatan produksi terdapat
skema produksi seperti pada gambar diatas. Skema yang pertama adalah bahan
input apa yang akan di proses, setelah input selesai maka terjadi proses
perubahan bentuk atau perubahan nilai guna barang atau jasa, setelah proses
selesai kemudian akan muncul outputnya yaitu suatu barang atau jasa yang bisa
dijual atau dipasarkan kepada distributor untuk didistribusikan kepada konsumen
atau dari produsen langsung didistribusikan kepada konsumennya.
Seperti dalam produksi Air minum
dalam kemasan atau Air mineral yang diproduksi oleh sebuah perusahaan yang
tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia yaitu Aqua . Perusahaan
tersebut mengambil air dari mata air murni di Babakan Pari, Gunung Salak.
Kemudian mereka proses mata air tersebut dengan langkah-langkah yang telah
menjadi prosedur perusahaan tersebut agar kualitas air menjadi lebih layak
untuk dikonsumsi. Setelah proses selesai lalu keluarlah outputnya atau hasil
dari proses tersebut yaitu air mineral dalam kemasan yang siap didistribusikan
ke konsumen dan distributor. Namun dalam perilaku produsen, tidak hanya skema
diatas yang dijalani tetapi banyak proses lain yang harus dijalani agar
tercapai tujuan dari perusahaan tersebut, antara lain menghitung berapa maksimal
barang yang dapat dihasilkan atau diproduksi dengan biaya seminimal mungkin
sehingga terjadi keuntungan maksimal dalam perusahaan.
Contoh perilaku produsen :
- Produsen mencari keuntungan dengan menghasilkan barang atau jasa sebanyak-banyaknya dengan modal yang seminimum mungkin.
- Produsen memberikan Diskon kepada pembeli atau konsumen yang membeli barang dalam jumlah yang banyak yang telah diakantentukan produsen itu sendiri.
- Produsen mematok biaya produksi berdasarkan faktor input produksi tersebut, sehingga ketika harga salah satu faktor input naik, maka harga jual hasil produksi pun akan ikut naik.
- Selain produsen menghasilkan barang atau jasa sesuai kebutuhan konsumen, produsen juga menghasilkan barang atau jasa sesuai trend atau sesuatu yang sedang banyak diminati oleh masyarakat.
- Produsen juga mengadaptasi isu global atau keadaan sosial yang sedang terkenal saat itu untuk memasarkan barang atau jasa yang mereka jual.
- Produsen juga memberikan diskon besar-besaran untuk barang yang sudah lama disimpan di gudang atau biasa disebut cuci gudang.
Produksi mempunyai beberapa faktor yang
harus dipenuhi, yaitu:
- Sumber daya alam
Contoh : Air,
Tanah, Tanaman, Hewan, Udara, Matahari, Bahan-bahan tambang mineral, dan lain-lain.
- Sumber daya manusia.
Sumber daya
manusia terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu :
- Tenaga Kerja Terdidik.
Contoh :
Manajer Produksi yang tugasnya bertanggung jawab, mengatur dan mengelola segala
kegiatan produksi agar hasilnya maksimal.
- Tenaga Kerja Terlatih.
Contoh :
Tenaga Produksi atau buruh kerja, Security, Driver, dll.
- Tenaga Kerja Tidak Terdidik dan Tidak Terlatih.
Contoh :
Office Boy/Girl ,Buruh Angkut, dll.
- Sumber modal.
Modal adalah sesuatu yang dibutuhkan
seorang produsen atau perusahaan produsen untuk bisa memulai produksi agar
menghasilkan suatu barang atau jasa yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen,
atau untuk menambah dan memperluas produksi agar dapat memenuhi permintaan
konsumen.
Dari kegiatan produksi ada beberapa tujuan yang akan
tercapai yaitu :
1. Menghasilkan
barang untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
2. Mendapatkan
keuntungan.
3. Memaksimalkan
sumber daya yang ada.
4. Meminimalkan
biaya produksi.
5. Mengganti
barang yang telah habis atau yang rusak.
6. Memaksimalkan
hasil produksi.
7. Mencari
tambahan modal.
Fungsi Produksi.
Fungsi produksi adalah model matematis yang menunjukkan
hubungan antara jumlah inputan produksi yang dipakai dengan jumlah output
barang atau jasa yang dihasilkan dari proses produksi. Secara matematis dapat
dinyatakan :
X = f (
A1, A2, A3,...)
X : output yang dihasilkan
(A1,A2,A3,...) : input yang dipakai
Sifat fungsi produksi terdapat dalam suatu hukum ekonomi
yaitu : "The Law of Diminishing Returns" (Hukum Kenaikan
Hasil Berkurang). Hukum ini menyatakan bahwa jika salah satu input
ditambah dengan input lain yang dianggap tetap maka hasil output dari
pertambahan input tadi mula-mula akan bertambah, tetapi lama kelamaan akan
menurun menurun setelah sampai pada titik maksimalnya jika input terus menerus
ditambah.
Kondisi hukum diatas dapat kita liat ketika suatu produsen
Tahu menambahkan jumlah kacang kedelai namun jumlah pekerja, mesin dan faktor
inputan produksi lainnya dalam kondisi tetap. Jumlah tahu yang dihasilkan
memang akan meningkat karena bahan baku kacang kedelai pun bertambah, tetapi
ketika kacang kedelai terus menerus ditambah maka proses produksi akan menjadi
semakin tidak efektif karena lama kelamaan para pekerja tidak akan sanggup
mengerjakan tugas membuat tahu yang semakin banyak ,dan bahan-bahan pembuat
tahu yang lain juga tidak bertambah sehingga kacang kedelai tidak semuanya
dapat diproduksi menjadi tahu dan akhirnya hasil produksi akan menurun seiring
berjalannya waktu produksi.
B.
PRODUKSI OPTIMAL
Produksi optimal dikaitkan dengan
penggunaan factor produksi untuk memproduksi output tertentu, posisi optimal
akan tercapai ketika tidak mungkin mengurangi output produksi yang lain untuk
meningkatkan output.
Tingkat produksi optimal atau Economic Production Quantity (EPQ) adalah sejumlah produksi tertentu yang dihasilkan dengan meminimumkan total biaya persediaan. Metode EPQ dapat dicapai apabila besarnya biaya persiapan (set up cost) dan biaya penyimpanan (carrying cost) yang dikeluarkan jumlahnya minimun. Artinya, tingkat produksi optimal akan memberikan total biaya persediaan atau total inventori cost (TIC) minimum.
Metode EPQ mempertimbangkan tingkat persediaan barang jadi dan permintaan produk jadi. Metode ini juga mempertimbangkan jumlah persiapan produksi yang berpengaruh terhadap biaya persiapan. Metode EPQ menggunakan asumsi-asumsi sebagai berikut:
1. Barang yang diproduksi mempunyai tingkat produksi yang lebih besar dari tingkat permintaan.
2. Selama produksi dilakukan, tingkat pemenuhan persediaan adalah sama dengan tingkat produksi dikurangi tingkat permintaan.
3. Selama berproduksi, besarnya tingkat persediaan kurang dari Q (EPQ) karena penggunaan selama pemenuhan.
Penentuan Volume Produksi yang Optimal
Menurut Riyanto (2001), penentuan jumlah produk optimal hanya memperhatikan biaya variable saja. Biaya variable dalam persediaan pada prinsipnya dapat digolongkan sbb :
Tingkat produksi optimal atau Economic Production Quantity (EPQ) adalah sejumlah produksi tertentu yang dihasilkan dengan meminimumkan total biaya persediaan. Metode EPQ dapat dicapai apabila besarnya biaya persiapan (set up cost) dan biaya penyimpanan (carrying cost) yang dikeluarkan jumlahnya minimun. Artinya, tingkat produksi optimal akan memberikan total biaya persediaan atau total inventori cost (TIC) minimum.
Metode EPQ mempertimbangkan tingkat persediaan barang jadi dan permintaan produk jadi. Metode ini juga mempertimbangkan jumlah persiapan produksi yang berpengaruh terhadap biaya persiapan. Metode EPQ menggunakan asumsi-asumsi sebagai berikut:
1. Barang yang diproduksi mempunyai tingkat produksi yang lebih besar dari tingkat permintaan.
2. Selama produksi dilakukan, tingkat pemenuhan persediaan adalah sama dengan tingkat produksi dikurangi tingkat permintaan.
3. Selama berproduksi, besarnya tingkat persediaan kurang dari Q (EPQ) karena penggunaan selama pemenuhan.
Penentuan Volume Produksi yang Optimal
Menurut Riyanto (2001), penentuan jumlah produk optimal hanya memperhatikan biaya variable saja. Biaya variable dalam persediaan pada prinsipnya dapat digolongkan sbb :
1. Biaya-biaya
yang berubah-ubah sesuai dengan frekuensi jumlah persiapan proses produksi yang
disebut biaya persiapan produksi (set-up cost).
2. Biaya-biaya
yang berubah-ubah sesuai dengan besarnya persediaan rata-rata yang disebut
biaya penyimpanan (holding cost).
Biaya penyimpanan terdiri atas biaya yang-biaya yang
bervariasi secara langsung dengan kuantitas persediaan. Biaya penyimpanan per
periode akan semakin besar apabila rata-rata persediaan semakin tinggi.Biaya
yang termasuk sebagai biaya penyimpanan diantaranya :
- Biaya fasilitas-fasilitas penyimpanan (termasuk penerangan, pemanas atau pendingin)
- Biaya modal (opportunity cost of capital)
- Biaya keusangan
- Biaya perhitungan fisik dan konsiliasi laporan
- Biaya asuransi persediaan
- Biaya pajak persediaan
- Biaya pencurian, pengrusakan atau perampokan
- Biaya penanganan persediaan, dan sebagainya.
Apabila salah satu biaya diatas naik, maka biaya produksi pun
akan naik seperti pada kondisi Indonesia saat ini yang menghadapi kenaikan BBM,
para produsen akan menaikkan harga hasil produksi mengikuti harga BBM yang
bertambah kemudian tidak menutup kemungkinan harga bahan baku dan biaya-biaya
lain dalam proses produksi pun ikut naik seiring dengan kenaikkan harga BBM
sehingga mau tidak mau walaupun produsen sudah menekan biaya produksi menjadi
seminimal mungkin tapi harga hasil produksi pun harus naik agar tidak terjadi
kerugian bagi produsen.
C. LEAST COST COMBINATION
Least cost combination digunakan untuk menentukan kombinasi yang mana memerlukan biaya terendah apabila jumlah produksi yang ingin dihasilkan telah ditentukan. Dalam least cost combination terdapat istilah isoquant dan isocost. Isoquant atau disebut juga isoproduct curve adalah kurva yang menunjukan hubungan antara berbagai kemungkinan kombinasi 2 variabel input dengan tingkat output tertentu. Sebagai contoh dalam hal ini variabel yang digunakan adalah Tenaga Kerja dan Modal.
Tabel Kombinasi Tenaga Kerja dan Modal untuk menghasilkan 100, 200, dan 300 unit produk.
C. LEAST COST COMBINATION
Least cost combination digunakan untuk menentukan kombinasi yang mana memerlukan biaya terendah apabila jumlah produksi yang ingin dihasilkan telah ditentukan. Dalam least cost combination terdapat istilah isoquant dan isocost. Isoquant atau disebut juga isoproduct curve adalah kurva yang menunjukan hubungan antara berbagai kemungkinan kombinasi 2 variabel input dengan tingkat output tertentu. Sebagai contoh dalam hal ini variabel yang digunakan adalah Tenaga Kerja dan Modal.
Tabel Kombinasi Tenaga Kerja dan Modal untuk menghasilkan 100, 200, dan 300 unit produk.
Kombinasi
|
Tenaga Kerja
|
Modal
|
A
|
2
|
16
|
B
|
4
|
11
|
C
|
7
|
7
|
D
|
11
|
3
|
E
|
16
|
1
|
Dari tabel diatas dapat dibuat kurva isoquant, contoh :
Sementara itu Isocost atau disebut juga garis ongkos sama adalah kombinasi faktor-faktor produksi yang dapat diperoleh dengan cara mengeluarkan sejumlah biaya tertentu. Untuk dapat menggambar grafik isocost ini harus diketahui uang yang tersedia dan harga masing-masing faktor produksi.
Contoh : Modal tersedia $500, harga Tenaga Kerja $15,- per unit dan modal $8,- per unit.
disebut Marginal Rate Of Technical Subsitution (MRTS) yaitu
jumlah input (x1) harus ditambah jika input (x2) dikurangi agar output yang
dihasilkan tetap. Syarat inilah disebut Least Cost Combination.
Contoh dari cara meminimalkan ongkos produksi jika hasil output sudah di ketahui dengan data sebagai berikut : Toko sepatu memiliki modal tersedia $8.000, harga Tenaga Kerja $10,- per unit dan modal $25,- per unit dan jumlah yang diproduksi 200 unit sepatu.
Contoh dari cara meminimalkan ongkos produksi jika hasil output sudah di ketahui dengan data sebagai berikut : Toko sepatu memiliki modal tersedia $8.000, harga Tenaga Kerja $10,- per unit dan modal $25,- per unit dan jumlah yang diproduksi 200 unit sepatu.
KESIMPULAN
Seluruh materi-materi yang disampaikan adalah hal-hal yang
harus dilakukan pengusaha untuk meningkatkan hasil produksi sehingga tujuan
mendapat keuntungan pun dapat tercapai. Untuk memaksimalkan hasil produksi
harus memenuhi beberapa konsep penting dalam perilaku produsen yaitu :
1. Faktor Produksi2. Fungsi Produksi
3.Law of diminishing returns
4. Least Lost Combination
Perilku produsen juga mengajarkan kita untuk lebih teliti
dalam memberikan harga jual yang tidak merugikan produsen dan juga tidak
memberatkan konsumen sehingga daya konsumsi pun stabil karena selain konsumen
membutuhkan barang atau jasa yang dihasilkan produsen, konsumen juga mampu
membeli barang atau jasa yang di jual. Maka peran seorang produsen sangatlah penting karena produsen sumber dari produktivitas dan produktivitas ada karena adanya kerjasama antara konsumen, pasar, dan sumber modal.
DAFTAR PUSTAKA
http://bagus.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/9993/Slide_BAB_V.ppt
http://nuhfil.lecture.ub.ac.id/files/.../mikro-5-perilaku-produsen-nuhfil.pdf
http://ahmadsubagyo.com/...mikro/05-TEORI-PRODUKSI-1-DAN-2.pdf
http://dwizeru.wordpress.com/2011/05/28/perilaku-produsen/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar