Minggu, 27 Maret 2016

DARYANI ANIE (PENDAPATAN DAN TABUNGAN )

 

 Hubungan antara Pendapatan dan Tabungan  untuk Mengukur Tingkat Kesejahteraan Masyarakat

Reno Rake: Manfaat Teknologi Informasi dan Komunikasi di Bidang ...

Oleh:

DARYANI

Mahasiswa Pascasarjana Universitas Islam Batik   

 (UNIBA Surakarta)

Sebelum saya menjelaskan lebih jauh  topik yang akan saya bahas , disini saya akan mendefinisikan terlebih dahulu pengertian dari pendapatan, tabungan, dan kesejahteraan masyarakat itu sendiri untuk menambah wawasan bagi saya sebagai penulis dan para pembaca.
A.  PENGERTIAN PENDAPATAN
pendapatan adalah suatu aliran kas masuk atau kenaikan lain aktiva yang berasal dari penjualan barang atau jasa yang merupakan kegiatan atau aktivitas utama perusahaan.Dimana dalam pengertian tersebut, menunjukkan sebuah kondisi yang merujuk pada pengertian tentang aktivitas manusia. Khususnya pada usaha untuk bisa mengolah sumber daya yang ada di lingkungan sekitarnya, sebagai alat pemenuh kebutuhan hidup.
     Jenis-jenis Pendapatan
    Pendapatan terdiri dari beberapa jenis, sebagai berikut:
1.    Pendapatan bersih (disposable income): adalah pendapatan seseorang sesudah dikurangi pajak langsung.
2.    Pendapatan diterima di muka (unearned revenues): adalah uang muka untuk pendapatan yang belum dihasilkan.
3.    Pendapatan lain-lain: adalah pendapatan yang berasal dari sumber-sumber diluar kegiatan utama perusahaan, tidak termasuk dalam pendapatan operasi, misalnya: pendapatan bunga, pendapatan sewa, pendapatan deviden dan laba penjualan aktiva tetap.
4.    Pendapatan permanen (permanent income): adalah pendapatan rata-rata yang diharapkan rumah tangga konsumsi selama hidupnya.
5.    Pendapatan uang (money income): adalah pendapatan rumah tangga konsumsi atau rumah tangga produksi dalam bentuk suatu kesatuan moneter.
6.    Pendapatan usaha (operating revenue): adalah pendapatan yang berasal dari kegiatan utama perusahaan.
7.    Pendapatan yang diterima di muka (unearned revenue or income):
a.    Pendapatan (atau penghasilan) yang diterima di muka tetapi belum diakui sebagai pendapatan (dicatat sebagai utang pendapatan) pada saat penerimaannya, dan baru akan diakui sebagai pendapatan manakala perusahaan telah menyelesaikan kewajibannya berupa pengiriman barang atau penyerahan jasa kepada pihak yang bersangkutan pada waktu yang akan datang. Unearned revenue dapat diakui secara bertahap sesuai dengan penyelesaian kewajiban oleh perusahaan; deferved revenue. Disebut juga dengan pos-pos transitoris pasif.
b.    (pajak) pendapatan dari sumber-sumber selain jasa-jasa pribadi.
   8.     Pendapatan yang masih harus diterima (accrued revenues or accrued receivable): adalah pendapatan yang sudah dihasilkan (earned) walaupun piutang yang bersangkutan belum jatuh tempo (belum saatnya ditagih).



B. PENGERTIAN TABUNGAN  
Tabungan adalah sebagian pendapatan masyarakat yang tidak dibelanjakan disimpan sebagai cadangan guna berjaga-jaga dalam jangka pendek.
Faktor-faktor tingkat Tabungan
Tinggi rendahnya pendapatan masyarakat
Tinggi rendahnya suku bunga bank
adanya tingkat kepercayaan terhadap bank

gambar imbauan agar masyarakat menarik uang tabungan mereka dari Bank ...
C. PENGERTIAN KESEJAHTERAAN
Kesejahteraan atau sejahtera dapat memiliki empat arti. Dalam istilah umum, sejahtera menunjuk kekeadaan yang baik, kondisi manusia di mana orang orangnya dalam keadaan makmur, dalam keadaan sehat dan damai. Dalam ekonomi, sejahtera dihubungkan dengan keuntungan benda. Sejahtera memliki arti khusus resmi atau teknikal  seperti dalam istilah fungsi kesejahteraan sosial.  Dalam kebijakan sosial, kesejahteraan sosial menunjuk ke jangkauan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Ini adalah istilah yang digunakan dalam ide negara sejahtera. Di Amerika Serikat, sejahtera menunjuk ke uang yang dibayarkan oleh pemerintah kepada orang yang membutuhkan bantuan finansial, tetapi tidak dapat bekerja, atau yang keadaannya pendapatan yang diterima untuk memenuhi kebutuhan dasar tidak berkecukupan. Jumlah yang dibayarkan biasanya jauh di bawah garis kemiskinan, dan juga memiliki kondisi khusus, seperti bukti sedang mencari pekerjaan atau kondisi lain, seperti ketidakmampuan atau kewajiban menjaga anak, yang mencegahnya untuk dapat bekerja. Di beberapa kasus penerima dana bahkan diharuskan bekerja.
D. Hubungan antara pendapatan dengan kesejahteraan masyarakat
  Pendapatan merupakan sebuah keadaan dimana ekonomi dalam suatu negara menjalankan suatu proses untuk mencapai peningkatan pendapatan negara tersebut. Namun seiring dengan pertumbuhan ekonomi saat ini ternyata masih ada kasus kemiskinan yang terjadi contohnya di indonesia kemiskinan masih terus bertambah. Laju pertumbuhannya untuk mengukur kemajuan ekonomi sebagai hasil pembangunan nasional Pendapatan perkapitanya dipergunakan untuk mengukur tingkat kemakmuran penduduk, sebab semakin meningkat pendapatan perkapita dengan kerja konstan semakin tinggi pula  tingkat kesejahteraan penduduk dan juga produktivitasnya.
Hal ini membuktikan bahwa pertumbuhan ekonomi berhubungan dengan tingkat kesejahteraan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi merupakan sebuah proses berkembangnya perekonomian suatu negara maka dari itu pertumbuhan ini sangat penting karena merupakan suatu proses untuk menjadikan suatu negara lebih maju, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan juga bisa mengurangi angka pengangguran disuatu negara
.

 E. Hubungan tabungan dengan kesejahteraan masyarakat
Hubungan antara masyarakat dengan tabungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Ini sesuai dengan ungkapan dimana ada masyarakat disitu ada pendapatan tersimpan. Dapat ditegaskan bahwa tabungan  memiliki fungsi untuk mengatur kehidupan masyarakat dalam menjalankan aktivitasnya, sehingga melalui pengaturan itu bisa terwujud satu masyarakat yang sejahtera, sesuai dengan yang diamanatkan dari tujuan negara indonesia yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Adapun secara sosiologis, tabungan merupakan pendapatan tersimpan  untuk menjaga kebutuhan masyarakat dan sebagai system pengendalian social agar terciptanya kesejahteraan social masyarakat.
Dalam proses penyelesaian konflik kebutuhan  yang terjadi inilah tabungan  mempunyai peran yang penting, sehingga konflik ekonomi bisa diselesaikan dan dinetralisir sekaligus dialihkan dalam satu penyelesaian. Dapat ditegaskan bahwa eksistensi tabungan dalam masyarakat sangat esensial karena fungsi pendapatan itu sendiri selain untuk menjaga kestabilan kebutuhan juga dapat digunakan sebagai pengatur sehingga kebutuhan masyarakat itu dapat terpenuhi.
           Indonesia merupakan salah satu Negara yang dapat dikatakan makmur, kaya akan sumber daya alamnya, kehidupan orang orang yang sejahtera, namun yang menjadi pertanyaan, bagaimanakah cara kita mengukur atau mengetahui tingkat kesejahteraan dalam Negara ini ? Jawabannya adalah lewat pendapatan nasional dalam Negara tersebut, Selain bertujuan untuk mengukur tingkat kemakmuran suatu negara dan untuk mendapatkan data-data terperinci mengenai seluruh barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara selama satu periode, perhitungan pendapatan nasional juga memiliki manfaat-manfaat lain, diantaranya untuk mengetahui dan menelaah struktur perekonomian nasional. Data pendapatan nasional dapat digunakan untuk menggolongkan suatu negara menjadi negara industri, pertanian, atau negara jasa. Contohnya, berdasarkan pehitungan pendapatan nasional dapat diketahui bahwa Indonesia termasuk negara pertanian atau agraris, Jepang merupakan negara industri, Singapura termasuk negara yang unggul di sektor jasa, dan sebagainya.
           Disamping itu, data pendapatan nasional juga dapat digunakan untuk menentukan besarnya kontribusi berbagai sektor perekomian terhadap pendapatan nasional, misalnya sektor pertanian, pertambangan, industri, perdaganan, jasa, dan sebagainya. Data tersebut juga digunakan untuk membandingkan kemajuan perekonomian dari waktu ke waktu, membandingkan perekonomian antarnegara atau antardaerah, dan sebagai landasan perumusan kebijakan pemerintah.
          Tidak hanya dengan perhitungan pendapatan nasional, Pendapatan Per kapita serta pertumbuhan ekonomi pun juga dapat mengukur kesejahteraan dalam Negara tersebut. Karena pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan, Dengan demikian makin tingginya pertumbuhan ekonomi biasanya makin tinggi pula kesejahteraan masyarakat, meskipun terdapat indikator yang lain yaitu distribusi pendapatan. Namun dalam hal ini, Tingginya pendapatan per kapita belum tentu mencerminkan secara realistis tingkat kesejahteraan masyarakat, karena ada faktor-faktor lain yang sifatnya relatif atau sangat subjektif sehingga sulit diukur tingkat kesejahteraannya.
           Tingginya pendapatan per kapita tidak menjelaskan mengenai masalah pengangguran yang ada serta berapa lama seseorang itu bekerja. Pendapatan per kapita terhitung secara berkala, dan biasanya dipakai Sebagai data perbandingan tingkat kesejahteraan suatu negara dengan negara lain, Sebagai data untuk melihat tingkat perbandingan kesejahteraan masyarakat suatu negara
Pendapatan per kapita juga sebagai barometer untuk mengukur taraf hidup rata-rata masyarakat suatu negara masih ada kekurangan-kekurangan.
 
D. KESIMPULAN
           Jadi, kesimpulan yang dapat saya ambil, bahwa tingkat kesejahteraan suatu Negara tidak hanya dilihat dari pendaptan nasional Negara tersebut, namun dapat juga dilihat dari  tabungan masyarakat pendapatan per kapita masyarakatnya , pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran, serta taraf hidup masyarakat dalam Negara tersebut. Karena dengan cara tersebut juga kita dapat membandingkan bagaimana perekonomian negara kita dengan perekonomian Negara lain. Semakin tinggi pendapatan masyarakat, semakin tinggi pula tabungan masyarakat dan semakin tinggi tabungan masyarakat akan semakin tinggi pula tingkat kesejahtreaan masyarakat.
 
DAFTAR PUSTAKA
Supawi Pawenang, Materi Kuliah lingkungan Ekonomi Bisnis Mahasiswa Pascasarjana, UNIBA 2016
 www.psychologymania.com/…-kesejahteraan-sosial.html
 Aristoteles dalam Kirdi Dipoyudo, Keadilan Sosial, Jakarta: CV. Rajawali
 ml.scribd.com/doc/23823241/Pengantar-Ilmu-Ekonomi



Kamis, 24 Maret 2016

DARYANI ANIE (DAMPAK INFLASI TERHADAP NILAI MATA UANG)

KETIKA INFLASI BERPENGARUH TERHADAP NILAI MATA UANG 

watch movies online 8 List of Nilai Tukar Rupiah Ke Bath ~ Mar 2016 ...
Depresiasi: ketika nilai mata uang melemah




I.Pengertian  Uang
Uang adalah alat tukar yang dikeluarkan oleh pemerintah suatu negara untuk melakukan tukar-menukar barang, jasa, dan atau faktor produksi
a. Syarat-syarat uang:
  • Diterima secara umum
  • Mudah dibawa
  • Tidak mudah rusak (tahan lama)
  • Jumlahnya memenuhi kebutuhan (tidak berlebihan)
  • Nilainya stabil (tidak mengalami perubahan)
b. Jenis-jenis uang:
  • Uang kartal: uang yang dikeluarkan oleh bank sentral dan langsung dapat digunakan sebagai pembayaran. Contoh: uang kertas, dan logam
  • Uang giral: uang yang bentuk simpanan deposito/giro dan dapat digunakan sewaktu-waktu. Contoh: kartu kredit, cek, bilyet giro, dll
c. Permintaan uang:
Permintaan uang adalah keinginan masyarakat untuk memegang kekayaan dalam bentuk uang tunai. Menurut JM Keynes terdapat 3 motif permintaan uang, yaitu:
  • Motif transaksi (transaction motive)
  • Motif berjaga-jaga (precautionary motive)
  • Motif spekulasi (speculative motive)
d. Penawaran uang:
Penawaran uang sering juga disebut dengan istilah jumlah uang yang beredar. Penawaran uang antara lain:
  • Tingkat harga
  • Tingkat suku bunga
  • Pendapatan masyarakat
  • Selera masyarakat
e. Fungsi atau peranan uang:
  • Untuk melancarkan tukar-menukar (alat tukar)
  • Untuk menjadi satuan hitung (pengukur nilai)
  • Untuk ukuran bayaran yang ditunda
  • Sebagai alat penyimpan  nilai
II. Pengertian  Inflasi

https://www.carajadikaya.com/wp-content/uploads/2015/05/inflasi.jpg
Dalam ilmu ekonomi, inflasi merupakan suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinyu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinyu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secar terus-menerus dan saling mempengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga. Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, dua yang paling sering digunakan adalah CPI dan GDP Deflator.Inflasi yang tinggi merupakan salah satu pertanda bahwa kecenderungan harga bahan/barang pokok dan jasa yang pada umumnya digunakan oleh masyarakat secara luas akan mengalami kenaikan harga yang terjadi secara terus menerus atau pada periode yang berkala.Jika angaka inflasi naik, secara otomatis harga bahan/barang pokok akan mengalami kenaikan harga dan hal tersebut juga berimbas pada turunnya nilai mata uang dari Negara tersebut.
Inflasi dapat digolongkan menjadi 4 golongan, yaitu:
  •  Inflasi ringan: terjadi bila kenaikan harga berada di bawah angka 10% per tahun
  • Inflasi sedang: terjadi bila kenaikan harga berada di antara angka 10%-30% setahun
  • Inflasi berat: bila kenaikan harga antara 30%-100% setahun
  • Hiperinflasi: inflasi tidak terkendali, bila kenaikan harga di atas 100% pertahun
a. Penyebab inflasi:
Inflasi dapat disebabkan oleh 2 hal, yaitu tarikan permintaan (kelebihan likuiditas uang/alat tukar) dan yang kedua adalah desakan (tekanan) produksi dan atau distribusi (kurangnya produksi/product of service)  termasuk juga kurangnya distribusi. Untuk sebab pertama lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan moneter eksekutor yang dalam hal ini dipegang oleh pemerintah (goverment) seperti fisikal (perpajakan/pungutan/insentif/disinsentif), kebijakan pembangunan infrastruktur, regulasi, dll.
Inflasi tarikan permintaan (demand pull inflation) terjadi akibat adanya permintaan total yang berlebihan dimana biasanya dipicu oleh membanjirnya likuiditas di pasar sehingga permitaan yang tinggi  memicu perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya volume alat tukar likuiditas yang terkait dengan permintaan terhadap barang dan jasa mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor tersebut. Meningkatnya permintaan terhadap faktor-faktor itu kemudian menyebabkan harga faktor produksi meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full employment dimana biasanya lebih disebabkan oleh rangsangan volume likuiditas di pasar yang berlebihan. Membanjirnya likuiditas di apsar juga disebabkan oleh banyak faktor selain yang utama tentunya kemampuan bank sentral dalam mengatur peredaran jumlah uang, kebijakan suku bunga bank sentral, sampai dengan aksi spekulasi yang terjadi di sektor industri keuangan.
Inflasi desakan biaya (cost push inflation) terjadi akibat adanya kelangkaan produksi juga termasuk adanya kelangkaan distribusi, walau permintaan tidak ada perubahan yang meningkat secara signifikan. Adanya ketida lancaran aliran distribusi atau berkurangnya produksi yang tersedia dari rata-rata permintaan normal dapat memicu kenaikan harga sesuai dengan berlakunya hukum permintaan-penawaran atau juga karena terbentuknya posisinilai perekonomian yang baru terhadap produk tersebut akibat pola atau skala distribusi yang baru. Berkurangnya produksi sendiri bisa terjadi akibat berbagai hal seperti adanya masalah teknis di sumber produksi (pabrik, perkebunan, dll), bencana alam, cuaca, atau kelangkaan bahan baku untuk meghasilkan produksi tersebut, aksi spekulasi (penimbunan), dll. Sehingga memicu kelangkaan produksi yang terkait di pasaran. Begitu juga hal yang sama dapat terjadi pada distribusi, dimana dalam hal ini faktor infrastruktur memainkan peran yang sangat penting.
b. Penggolongan inflasi:
Berdasakan asalnya infalsi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
  • Inflasi dari dalam negeri: terjadi akibat defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan cara mencetak uang baru dan gagalnya pemasaran yang berakibat harga bahan makanan menjadi mahal.
  • Inflasi dari luar negeri: akibat adanya kenaikan harga barang impor. Hal ini bisa terjadi akibat biaya produksi barang di luar negri tinggi atau adanya kenaikan tarif impor barang
Inflasi juga dapat dibagi berdasarkan besarnya cakupan pengaruh terhadap harga, yaitu antara lain:
  • Inflasi tertutup (closed inflation): jika kenaikan harga yang terjadi berkaitan dengan satu atau dua barang tertentu
  • Inflasi terbuka (Open inflation): bila kenaikan harga terjadi pada semua barang secara umum
  • Hiperinflasi: apabila serangan inflasi demikian hebatnya sehingga setiap saat harga-harga trus berubah dan meningkat sehingga rang tidak dapat menahan uang lebih lama karena disebabkan nilai uang yang terus menurun
c. Mengukur inflasi:
Inflasi diukur dengan menghitung perubahan tingkat presentase perubahan sebuah indeks harga. Indeks harga tersebut diantaranya:
  • Indeks harga konsumen (IHK) atau consumer price index (CPI): indeks ang mengukur harga rata-rata dari barang tertentu yang dibeli oleh konsumen
  • Indeks biaya hidup atau cost of living index (COLI)
  • Indeks harga produsen (IHP): indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang-barang yang dibutuhkan untuk melakukan proses produksi. IHP sering digunakan untuk meramalkan tingkat IHK di masa depan karena perubahan harga bahan baku meningkatkan biaya produksi yang kemudian akan meningkatkan harga barang-barang konsumsi
  • Indeks harga komoditas: indeks yang mengukur harga dari komoditas-komoditas tertentu
  • Indeks harga barang-barang modal
  • Deflator PDB : menunjukan besarnya perubahan hargadari semua barang baru, barang produksi lokal, barang jadi, dan jasa.Tingkat Inflasi mencerminkan nilai presentase perubahan pada tingkat harga rata-rata dari harga barang dan jasa. Tingkat inflasi bisa dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :
    pengaruh inflasiKet:
    -) Tingkat harga(t) adalah harga pada tahun t
    -) Tingkat harga(t-1) adalah harga padat ahun t- 1
    Perhitungan yang digunakan untuk menghitung dari tingkati nflasi adalah Indeks Harga Konsumen (IHK) atau Indeks Harga Produsen (IHP). Tingkat Inflasi bisa dihitung dengan rumus seperti ini:
    rumus tingkat inflasiKet
    -) IHK (t) adalah IHK pada tahun t
    -) IHK (t-1) adalah IHK pada ahun t – 1
    Pada dasarnya, kenaikan dari nilai tingkat inflasi memperlihatkan bahwa pertumbuhan perekonomian dari suatu negara sedang dalam kondisi yang sehat atau buruk.Nilai dari tingkat inflasi yang tinggi dalam jangka panjang mampu memberikan dampak yang buruk di sektor perekonomian suatu Negara. Tingginya nilai dari tingkat inflasi memberikan dampak yang negatif, seperti harga barang2 dalam negeri yang relative lebih mahal dari harga barang impor.Harga yang mahal inilah yang menyebabkan turunnya daya saing barang dalam negeri dengan barang impor, yang menyebabkan masyarakat lebih memilih membeli barang impor.Hal tersebut juga mempengaruhi daya saing barang domestik dalam negeri di pasar International karena  pertimbangan dari harga dan kualitas. Faktor tersebut juga berdampak pada nilai ekspor dan naiknya nilai impor.
    Transaksi antar barang dan jasa impor ini membutuhkan konvesri mata uang domestik dengan mata uang asing, entah itu mata uan gasal Negara importir atau mata uang Internasional yang sah.Hal tersebut membuat permintaan mata uang asing cenderung meningkat dan bisa berdampak melemahkan nilai mata uang domestik.Dengan kata lain, kenaikan harga yang juga salah satu faktor kenaikan tingkat inflasi cenderung membuat melemahnya nilai mata uang domestic dan juga membuat menurunnya daya saing barang dan jasa di dalam negeri maupun di pasa rInternasional.

    Purchasing Power Parity Theory (PPP Theory)

    Purchasing Power Parity Theory (PPP Theory) atau Paritas Daya Beli dapat menjelaskan tentang pengaruh tingkat inflasi terhadap kurs mata uang asing. Teori PP ini diperkenalkan oleh Gustav Cassel setelah perang Dunia 1 berakhir. Menurut Teori PPP, dapat diketahui bahwa nilai dari suatu mata uang dapat berubah-ubah untuk tujuan mempertahankan nilai daya belinya. Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa nilai dari suatu kurs mata uang asing (valas) mampu mencerminkan perbandingan antara harga mata uang suatu Negara dengan Negara lainnya. Nilai suatu mata uang juga ditentukan oleh daya beli dari masing-masing Negara.
    Perubahan nilai suatu kurs yang dipengaruhi oleh tingkat inflasi dapat ditentukan dengan rumus berikut :
    nilai tingkat inflasiKet
  • e1. adalah perkiraan nilai kurs mata uang asing yang akan datang.
  • e0. Adalah nilai kurs mata uang saat ini.
  • id. Adalah tingkat inflasi domestik.
  • if adalah tingkat inflasi Negara asing. http://www.finansialku.com/wp-content/uploads/2014/01/Inflasi-Indonesia-Tahun-2008-2013.jpg
pada perhitungan diatas, jika tingkat inflasi domestic lebih tinggi disbanding dengan inflasi Negara asing, maka nilai dari mata uang domestic akan mengalami depresiasi, sedangkan nilai dari mata uang asing akan terapresiasi. Hal tersebut dapat dijelaskan dengan persamaan rumus seperti berikut:
e1/e0 = [1 + id] / [1+if]
jika tingkat inflasi domestic lebih tinggi dari tingkat inflasi Negara asing { id > if }, maka [1 + id] / [1 + if] memiliki nilai lebih dari satu atau dengan [1 + id] / [1 + if] ? 1, sehingga didapatkan nilai e1/e0 > 1. Hal tersebut bisa diartikan bahwa kurs mata uang asing di masa yang akan datang diprediksi lebih tinggi nilainya dari nilainya saat ini.
III. Dampak Inflasi Terhadap Nilai Uang
Inflasi memiliki dampak posistif dan dampak negatif tergantung parah atau tidaknya inflasi yang terjadi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang posistif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung, dan melakukan investasi. Sebaliknya alam masa inflasi yang parah yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi) keadaan perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak bersemangat kerja, menabung atau melakukan investasi dan produksi karena harga meningkat dengan cepat. Para penerima pendapatan tetap seperti pegawai negri atau karyawan swasta serta kaum buruh juga akan kewalahan menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka menjadi merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu.
Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, inflasi sangat merugikan. Kita ambil contoh, seorang  pensiunan pegawai negri tahun 1990. Pada tahun 1990, uang pensiunnya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun di tahun 2003 atau 13 tahun kebudian, daya beli uangnya mungkin hanya tinggal setengah. Artinya, uang pensiunannya tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebaliknya orang yang mengandalkan pendapatan berdasarkan keuntungan, seperti misalnya pengusaha, tidak dirugikan dengan adanya inflasi. Begitu juga halnya pegawai yang bekerja di perusahaan dengan gaji mengikuti tingkat inflasi.
Inflasi juga menyebabkan orang enggan untuk menabung karena nilai mata uang semakin menurun. Memang tabungan menghasilkan bunga, namun jika tingkat inflasi di atas bunga, nilai uang tetap saja menurun. Bila orang enggan menabung, dunia usaha dan investasi akan sulit berkembang karena untuk berkembang dunia usaha membutuhkan dana dari bank yang diperoleh dari tabungan masyarakat.
Bagi orang yang meminjam uang dari bank (debitur), inflasi menguntungkan karena pada saat pembayaran utang kepada kreditur, nilai uang lebih rendah dibandingkan pada saat meminjam. Sebaliknya, kreditur atau pihak yang meminjamkan uang akan mengalami kerugian karena nilai uang pengembalian lebih rendah jika dibandingkan pada saat peminjaman.
Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh lebih tinggi dari pada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini terjadi, produsen terdorong untuk melipatgandakan produksinya (biasanya terjadi pada pengusaha besar). Namun, bila inflasi meneybabkan naiknya biaya prodduksi hingga pada akhirnya merugikan produsen maka produsen enggan untuk meneruskan produksinya. Produsen bisa menghentikan produksinya untuk sementara waktu. Bahkan, tidak sanggup mengikuti laju inflasi usaha produsen tersebut mungkin akan bangkrut (biasanya terjadi pada pengusaha kecil).

 Untuk menghitung dan memprediksi pengaruh dari perubahan inflasi terhadap nilai kurs, kita dapat menghitungnya dengan 2 metode
Metode pertama:
Inflasi diartikan sebagai harga komoditi saat ini. Kemudian perubahan harga komoditi tersebut digunakan sebagai acuan untuk memprediksi pergerakan kurs. Perubahan nilai harga GBP/USD yang dipengaruhi oleh inflasi dari kedua Negara (inggris dan Amerika) dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :
pengaruh inflasi terhadap mata uangPada metode pertama ini, inflasi diartikan sebagai kenaikan harga mata uang.
harga mata uang dari Negara yang mengalami inflasi lebih tinggi cenderung akan mengalami depresiasi. Jika tingkat inflasi di Amerika lebih tinggi daripada tingkat inflasi di Inggris, maka Dollar Amerika akan mengalami penurunan nilai dan Poundsterling akan mendapatkan apresiasi dan menguat nilainya. Hal tersebut akan membuat harga dari GBP/USD akan menguat.
Metode kedua:
Pada metode kedua ini, inflasi diartikan sebagai penurunan harga mata uang. Perubahan nilai mata uang digunakan sebagai acuan untuk memprediksi pergerakan kurs dimasa yang akan datang. Perubahan nilai GBP/USD yang dipengaruhi oleh inflasi pada Negara Inggris dan Amerika bisa dihitung dengan rumus sebagai berikut :
pengaruh tingkat inflasi
Nah, mata uang yang mengalami nilai inflasi lebih tinggi lebih cenderung akan mengalami apresiasi. Dengan kata lain jika inflasi di Amerika lebih tinggi daripada inflasi di Inggris, maka harga GBP/USD akan mengalami penurunan. Hal tersebut dikarenakan kurs Poundsterling mengalami Depresiasi sedangkan Dollar Amerika mengalami Apresiasi.
Lalu bagaimana hasil yang sebenarnya ? kedua metode diatas memberikan hasil yang berbeda dan saling berlawanan.
IV. Kesimpulan
Kesimpulannya bisa dikatakan seperti ini, ketika suatu inflasi diartikan sebagai kenaikan harga komoditas, kemudian harga komoditas digunakan sebagai patokan untuk memprediksi pergerakan kurs dimasa yang akan datang, maka nilai mata uang dari Negara yang memiliki tingkat inflasi lebih tinggi cenderung akan mengalami Depresiasi.
Namun, ketika inflasi diartikan sebagai penurunan nilai mata uang, kemudian nilai mata uang tersebut digunakan sebagai acuan untuk memprediksi pergerakan kurs, maka nilai mata uang dari Negara yang memiliki tingkat inflasi lebih tinggi cenderung akan mengalami Apresiasi.
Pada dua metode dan kesimpulan diatas memberi kita bahwa pendekatan yang sama namun akan memberikan dampak yang berbeda pada nilai suatu pasangan mata uang. Hal tersebut didasari beberapa faktor, salah satunya adalah sudut pandang dari para pelaku pasar terhadap tingkat inflasi yang terjadi pada suatu Negara. Untuk itu, kita harus lebih sering mengikuti berita-berita ekonomi serta mencari data-data ekonomi lainnya guna mendukung analisa terhadap perubahan nilai mata uang akibat dari inflasi.
Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu negara, mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang bersifat spekulatif, kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca pembayaran, dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.

Referensi:
Supawi Pawenang,  Lingkungan Ekonomi Bisnis, Materi Kuliah Pascasarjana UNIBA 2016

Selasa, 22 Maret 2016

DARYANI ANIE (Hubungan Antara Pendidikan dan Pertumbuhan Ekonomi )

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI SEBAGAI  TRANSFORMASI KESEJAHTERAAN
Oleh: 
DARYANI
MAHASISWA PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM BATIK (UNIBA) SURAKARTA
 
                 A. Pengertian Pendidikan
Pendidikan merupakan usaha yang terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara untuk mencapai kesejahteraan. Sedangkan istilah sejahtera menunjuk ke keadaan yang baik, kondisi manusia di mana orang-orangnya dalam keadaan makmur, dalam keadaan sehat  dan damai. Adapun istilah ekonomi, sejahtera dihubungkan dengan keuntungan benda atau jasa. Sejahtera memliki arti khusus resmi atau teknikal (lihat ekonomi kesejahteraan), . 
Pendidikan memiliki peran penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dalam upaya menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan merupakan suatu faktor kebutuhan dasar untuk setiap manusia sehingga upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, karena melalui pendidikan upaya peningkatan kesejahteraan rakyat dapat diwujudkan. Pendidikan mempengaruhi secara penuh pertumbuhan ekonomi suatu Negara (daerah). Hal ini bukan saja karena pendidikan akan berpengaruh terhadap produktivitas, tetapi juga akan berpengaruh fertilitas masyarakat. Pendidikan dapat menjadikan sumber daya manusia lebih cepat mengerti dan siap dalam menghadapi perubahan dan pembangunan suatu Negara. 
 
B. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi merupakan dua sisi kehidupan yang erat kaitannya dan saling mempengaruhi. Pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, sebaliknya pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai kenaikan produk domestik bruto (PDB) dari tahun sebelumnya tanpa melihat persentase pertambahan penduduk. Kenaikan yang terjadi dalam struktur kegiatan ekonomi dapat berupa penambahan sarana dan prasarana transportasi dan perluasan segmen pasar.
Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses kegiatan yang menyebabkan terjadinya kenaikan pendapatan per kapita masyarakat dalam suatu struktur soasial ekonomi masyarakat dari yang bercorak tradisional ke modern. Dalam pembangunan ekonomi diupayakan bagaimana mengatasi kesenjangan sosial dengan memperkecil tingkat pengangguran dan mempersempit jurang pemisah antara si kaya dan si miskin.. Pertumbuhan ekonomi mempunyai 3 unsur penting, yaitu:
1. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses. Artinya, suatu kegiatan berlangsung secara terus menerus dan mempunyai kaitan dengan bidang-bidang lain.
2. Pertumbuhan ekonomi merupakan usaha untuk menaikkan output per kapita. Dalam hal ini ada dua variabel yang menentukan kenaikan output per kapita, yaitu pendapatan dan jumlah penduduk. Untuk memperoleh kenaikan output per kapita, kenaikan pendapatan harus lebih tinggi daripada kenaikan jumlah penduduk.
3. Kenaikan output per kapita harus terus berlangsung dalam jangka waktu yang panjang, misalnya 10 sampai dengan 20 tahun.
Pertumbuhan ekonomi dipakai sebagai alat untuk mengukur keberhasilan pembangunan. Keberhasilan pembangunan menyebabkan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dapat dirumuskan sebagai berikut : Pertumbuhan ekonomi = PDB^ ( PDB pada tahun A) – PDB yang digunakan sebagai tahun banding. 
 http://www.sbm.itb.ac.id/wp-content/uploads/2012/10/gambar-4.png
Teori Pertumbuhan Ekonomi
Menurut Boediono, teori pertumbuhan ekonomi bias didefeinisikan sebagai penjelasan mengenai faktor-faktor apa yang menentukan kenaikan output per kapita dalam jangka panjang dan penjelasan mengenai bagaimana faktor-faktor tersebut berinteraksi satu sama lain sehingga terjadi proses pertumbuhan.
*Teori Pertumbuhan Ekonomi Karl Bucher
Pertumbuhan Ekonomi Kal Bucher dibagi berdasarkan lamanya penyaluran barang dari produsen ke konsumen.
1. Rumah Tangga Tertutup
Kehidupan masyarakat berubvah dari yang selalu berpindah menjadi menetap dan hidup berkelompok, belum terjadi pertukaran barang karena tingkat peradaban yang masih sangat rendah.
2. Rumah Tangga Kota
Ruang lingkup kegiatan ekonominya lebih luas, meliputi kota dan desa-desa di sekitarnya. Kota sebagai pusat perdagangan hasil dari desa, sebaliknya hasil industri dan kerajinan yang dihasilkan di kota dijual di desa sehingga antara kota dan desa terjadi pertukaran dan terbentuk suatu kesatuan kegiatan ekonomi.
3. Rumah Tangga Bangsa
Pertukaran makin luas akibat kemajuan teknologi dan produksi barang secara besar-besaran. Terjadi hubungan pengusaha dan buruh sebagai hubungan yang saling menguntungkan, yang merupakan awal dari perdagangan antar bangsa yang saling menguntungkan.
4. Rumah Tangga Dunia
Hubungan perdagangan antara suatu negara dengan negara lain makin mudah karena kemajuan teknologi yang sangat pesat dalam proses produksi. Perekonomian mencakup seluruh dunia sehingga timbul suatu tahap perkembangan kehidupan perekonomian dunia, yaitu negara industri mendapat bahan mentah dari Negara lain dan menjual hasil produksinya ke nagara lain juga. 
Hampir semua negara berkembang menghadapi masalah kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang diakibatkan oleh rendahnya mutu pendidikan. Hal ini ditunjukkan oleh adanya tingkat melek huruf yang rendah, pemerataan pendidikan yang rendah, serta standar proses pendidikan yang relatif kurang memenuhi syarat. Padahal kita tahu, bahwa pendidikan merupakan suatu pintu untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk itu peningkatan kualitas sumber daya manusia mutlak harus dilakukan. Karena dengan kualitas sumber daya manusia yang berkualitas dapat memberikan multiplier efect terhadap pembangunan suatu negara, khsususnya pembangunan bidang ekonomi. Isu mengenai sumber daya manusia (human capital) sebagai input pembangunan ekonomi sebenarnya telah dimunculkan oleh Adam Smith pada tahun 1776, yang mencoba menjelaskan penyebab kesejahteraan suatu negara, dengan mengisolasi dua faktor, yaitu; 1) pentingnya skala ekonomi; dan 2) pembentukan keahlian dan kualitas manusia. Faktor yang kedua inilah yang sampai saat ini telah menjadi isu utama tentang pentingnya pendidikan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Pemerintah mempunyai peran aktif dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan agar sumber daya manusia yang dihasilkan dapat menjadi sumber untuk pembangunan negara maupan daerah, dan salah satu usaha pemerintah untuk memajukan pendidikan yaitu dengan mencanangkan program wajib belajar sembilan tahun. Hal ini diatur dalam undang-undang, yaitu Undang-Undang No. 20 tahun 2003 yang menyatakan bahwa setiap warga negara yang berusia 7 sampai dengan 15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar, tidak boleh ada dropout karena alasan biaya. Jika hal ini terjadi, pemerintah dinggap telah mengingkari amanat UU dan mengingkari tugas bangsa, karena dalam ketetapan pemerintah 20% dari APBN adalah untuk dialokasikan pada sektor pendidikan.
 
C. Hubungan Pendidikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Hubungan investasi sumber daya manusia (pendidikan) dengan pertumbuhan ekonomi merupakan dua mata rantai. Namun demikian, pertumbuhan tidak akan bisa tumbuh dengan baik walaupun peningkatan mutu pendidikan atau mutu sumber daya manusia dilakukan, jika tidak ada program yang jelas tentang peningkatan mutu pendidikan dan program ekonomi yang jelas.
Studi yang dilakukan Prof ekonomi dari Harvard Dale Jorgenson et al. (1987) pada ekonomi Amerika Serikat dengan rentang waktu 1948-79 misalnya menunjukkan bahwa 46 persen pertumbuhan ekonomi adalah disebabkan pembentukan modal (capital formation), 31 persen disebabkan pertumbuhan tenaga kerja dan modal manusia serta 24 persen disebabkan kemajuan teknologi. Selanjutnya, meski modal manusia memegang peranan penting dalam pertumbuhan penduduk, para ahli mulai dari ekonomi, politik, sosiologi bahkan engineering lebih menaruh prioritas pada faktor modal fisik dan kemajuan teknologi.  Ini beralasan karena melihat data AS misalnya, total kombinasi kedua faktor ini menyumbang sekitar 65 persen pertumbuhan ekonomi AS  pada periode 1948-79.
Namun, sesungguhnya faktor teknologi dan modal fisik tidak independen dari faktor manusia. Suatu bangsa dapat mewujudkan kemajuan teknologi, termasuk ilmu pengetahuan dan manajemen, serta modal fisik seperti bangunan dan peralatan mesin-mesin hanya jika negara tersebut memiliki modal manusia yang kuat dan berkualitas.  Apabila demikian, secara tidak langsung kontribusi faktor modal manusia  dalam pertumbuhan penduduk seharusnya lebih tinggi dari angka 31 persen.
 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJmGV8pcLkAo2yzlSJMZB5VLBOt95whDBibxnPlIxomBjwfvtPCRQshtZXasG6DumKpX9yshjGKrf-b6RDkLJQtrFafKZamXO6LfQYNXL59hr05cjUk9dmKDIJ9PdwUfIb93KFGwgzbCk/s1600/Konjungtor.PNG
 
  D. Konstribusi Pendidikan terhadap Kesuksesan Ekonomi
                  Setiap masyarakat di seluruh dunia ini senantiasa menghendaki kesejahteraan. Khusus untuk kesejahteraan fisik, mereka secara praktis bersama mengembangkan sistem yang mengatur bagaimana seluruh anggotanya berproses memperoleh kesuksesan, mengupayakan distribusi pemuas kesejahteraan serta menjamin bagaimana alokasi wahana kesuksesan tersebut dapat dianugerahkan kepada pihak-pihak yang berhak memperolehnya.Dalam kaitan tersebut, terminologi sosiologi memfokuskan studitentang kesejahteraan dan sistem kesejahteraan fisik tersebut dalam suatu wadah subkajian bernama lembaga sosial ekonomi. Dalam perkembangannya, pranata ekonomi memilihara kelangsungan sistem nilainya tidak pernah lepas dari keterkaitandengan ruang-ruang sosial lainnya baik itu pranata politik,pendidikan, kemasyarakatan atau keluarga maupun agama. Disini dapat diamati karakteristik hubungan pranata sosial dalam masyarakat terkini yang cenderung bersifat kompleks, fungsional, independen, serta memiliki ketergantungan yang tinggi sehingga mampu menjabarkan sebuah pola hubungan yang bersifatsistemik.Dalam konteks tersebut, keniscayaan aktivitas pendidikan senantiasa dibingkai dari realitas sosial ekonomi masyarakat tertentu. Oleh karena itu, hubungan yang bersifat deterministis menjadi karakter hubungan kedua pranata sosial tersebut.
                    Asumsi-asumsi yang berkembang selalu menekankan pengaruh persepsi umum mengenai simbol-simbol yang terbentuk dari pranata sosial ekonomi. Keyakinan umum bahwa seseorang yang memiliki bekal pendidikan formal akan cenderung menuai sukses ekonomi merupakan suatu contoh pengaruh pranata pendidikan terhadap aktivitas ekonomi para anggota suatu masyarakat Robert K Merton (dalam Mifflen, l986) menyatakan bahwa, setiap lembaga sosial tidak sekadar memelihara sebuah tujuan dan fungsi yang manifes, yakni sebuah fungsi yang mencerminkan kegunaan dari terbentuknya sebuah pranata. Namun karena realitas sosial semenjak ilmu pengetahuan telah menguasai iklim kehidupan manusia bukanlah sebuah kredo monolog yang tugasnya meminimalisasi perubahan-perubahan. Justru realitas itu kini lebih bersifat acak, dinamis, dan membias keseluruh segi maka fungsi latenlah yang mengambil alih pola gerak maupun hubungan lintas lembaga sosial. Munculnya asumsi sosial bahwa pendidikan mempengaruhi kesuksesan ekonomi seseorang bukanlah suatu keyakinan spontan yang tidak berdasar. Berangkat dari sebuah trend sosial masyarakat di Indonesia, misalnya pada awal dekade berkuasanya Orde Baru, sebagian besar lini pekerjaan membutuhkan tenaga kerja berlatar belakang pendidikan formal. Hampir mereka yang pernah mengenyam pendidikan formal mampu terserap di lahan-lahan pekerjaan. Situasi tersebut memang tidak bisa dipisahkan dari kebutuhan pemerintah terhadap tenaga terdidik untuk mengoperasikan skill dan keahliannya dalam rangka industrialisasi dan modernisasi pembangunan negara. Selain itu, keyakinan umum tersebut juga bukanlah hal yang baru. Puluhan tahun yang lalu ketika politik etis diterapkan oleh pemerintah kolonial belanda berhasil membentuk pola pikir masyarakat kita tentang pendidikan dengan kesuksesan ekonomi.
                 Para pribumi (meskipun hanyalah bangsawan dan golongan priyayi) yang memiliki ijasah dari sekolah-sekolah bentukan kolonial mendapat kesempatan untuk ditempatkan pada instansiintansi pemerintah kolonial. Meskipun posisi mereka hanya sebagai pegawai rendahan, namun keberadaan mereka yang telah mendominasi lembaga birokrasi kolonial berhasil menggeser persepsi masyarakat. Lembaga pendidikan tepatnya sekolah dianggap sebagai tangga strategis untuk meraih kemapanan hidup tanpa harus melalui usaha-usaha ekonomi lain yang tampaknya lebih lambat dan beresiko tinggi untuk mengalami kegagalan.
Argumen lain yang melandasi kepercayaan umum bahwa melalui sekolah atau pendidikan formal para individu dapat mencapai tingkat keberhasilan ekonomi dengan relatif cepat lantaran dalam lembaga sekolah menyediakan serangkaian proses pengajaran yang mampu membekali para pesertanya dengan perangkat kemampuan yang dibutuhkan oleh lahan pekerjaan di era modern. Selain itu, sebuah ekspektasi sosial juga menggejala pada salah satu asumsi bahwa melalui penempaan skill secara berkesinambungan dalam sebuah organisasi yang mapan para lulusan lembaganya akan memiliki keutuhan sikap, kemampuan dan kepribadian yang progresif, kreatif dan memiliki kecermatan tinggi untuk menangkap potensi ekonomis dalam setiap kondisi maupun situasi. Sehingga dari otak dan tangan-tangan merekalah akan memunculkan lahan-lahan penghidupan baru yang mampu menjamin kesejahteraan manusia. Di antara berbagai persepsi yang muncul di tengah-tengah masyarakat, merebaknya persepsi lain juga tidak bisa dipungkiri seputar problema besar yang tengah kita hadapi bersama yakni persoalan krisis Sumber Daya Manusia yang cukup akut. Berdasarkan
sebuah data bahwa jumlah angkatan kerja nasional pada krisis ekonomi tahun pertama (1998) sekitar 92,73 juta orang, sementara jumlah kesempatan kerja yang ada hanya sekitar 87,67 juta orang dan ada sekitar 5,06 juta orang penganggur terbuka (open unemployment). Angka ini meningkat terus selama krisis ekonomi yang kini berjumlah sekitar 8 juta. Dari fakta statistik tersebut dapat menjadi bukti lemahnya sistem dan orientasi lembaga pendidikan kita untuk memproduk tenaga kerja yang siap kerja. Secara lebih luas, besarnya angka pengangguran terdidik yang memadati setiap sudut wilayah di Indonesia (terutama di kota) sudah cukup membuktikan bahwa proses aktivitas pendidikan nasional tengah mengalami kegagalan.            Sebagai salah satu institusi masyarakat yang bertanggung jawab untuk menjamin tersedianya manusia-manusia yang mampu menjadi katalisator kesejahteraan sosial ekonomi, pendidikan telah berbalik arah
membebani masyarakat kita yang memang sudah carut marut diterpa badai krisis multidimensi yang berkepanjangan. Kiranya perlu kita amati lebih jauh tentang faktor-faktor yang mempengaruhi fenomena masyarakat kita. Studi sosiologi pendidikan tidak berusaha memberikan solusi yang bernuansa etis, akan tetapi kajian teoretisnya berusaha memberikan gambaran objektif tentang seluruh komponen yang mempengaruhi konstruksi hubungan antara pranata pendidikan dan pranata ekonomi
 
E. Beberapa Tantangan Dunia Pendidikan di Indonesia Saat Ini
Adapun tantangan yang menghadang dunia pendidikan
1. Indonesia saat ini meliputi:Heterogenitas Tingkat PendidikanMasyarakat Heterogenitas tingkat pendidikan masyarakat Indonesia dapat dilihat pada masyarakat di seluruh kepulauan Indonesia. Masih banyak penduduk yang buta aksara terutama di pedesaan, di samping mayoritas sudah dapat membaca dan menulis bahkan banyak yang sarjana. Pada jenjang sekolah dasar, terutama di pedesaan banyak anak-anak usia sekolah yang tidak pernah mengikuti sekolah dasar, putus sekolah, di samping banyak yang tamat sekolah dasar. Hal yang sama juga terjadi pada jenjang pendidikan SLTP dan SLTA. Penyebab utamanya adalah masalah kemiskinan dan ketidakmampuan orang tua menyekolahkan anaknya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi
2. Keterpurukan Perekonomian Masyarakat
Krisis ekonomi yang berawal dari krisis moneter tahun 1997, memiliki pengaruh signifikan terhadap dunia pendidikan Indonesia. Jumlah masyarakat miskin dan yang hidup di bawah garis kemiskinan meningkat. Pengangguran terbuka sudah mencapai 40 juta orang pada tahun 2004. Ditambah lagi pengangguran terselubung. Akibat langsung terhadap pendidikan adalah jumlah anak putus sekolah pada semua jenjang pendidikan meningkat. Indikator sosialnya adalah meningkatnya anak jalanan dan keluarga jalanan di kota-kota besar. Pada Pendidikan Tinggi, banyak mahasiswa yang diharapkan menjadi calon intelektual muda, terpaksa cuti kuliah karena keterbatasan ekonomi keluarga. Bagi siswa SLTP dan SLTA yang putus sekolah, masalahnya akan lebih rumit, karena pada usia ini, emosi mereka belum stabil, tidak toleran terhadap orang lain, agresif secara fisik, rendah kesadaran akan kesalahan diri, dan menunjukkan perilaku yang egoistik.
3. Masalah Pemerataan Pendidikan
Konsep "pendidikan untuk semua" mempunyai makna bahwa semua warga negara mempunyai hak untuk memperoleh pendidikan yang baik, juga mempunyai kewajiban untuk membangun pendidikan nasional yang bermutu. Konsekuensinya diperlukan pemerataan pendidikan. Apa saja kendala yang dapat kita pelajari dari pemerataan pendidikan ini? Paling sedikit terdapat lima kendala internal yang menghambat pemerataan pendidikan yaitu
 (1) kendala geografis, artinya banyak pulaupulau atau daerah-daerah yang sulit dijangkau  
       pendidikan karena faktor komunikasi, 
(2) sarana pendidikan yang terbatas akibat alokasi dana yang sangat minim, 
(3) pemerintah masih mengutamakan pembangunan ekonomi sebagai prioritas, sementara
                         pendidikan belum memperoleh porsi yang wajar,
 (4) tidak ada penghargaan yang wajar terhadap profesi guru, terutama yang menyangkut    
       kesejahteraan, padahal kunci utama pendidikan bermutu ialah mutu guru itu sendiri, dan 
(5) perencanaan pendidikan yang sentralistik yang mengabaikan kemampuan dan karakteristik 
  
F. KESIMPULAN
Perhatian terhadap faktor manusia menjadi sentral akhir-akhir ini berkaitan dengan perkembangan dalam ilmu ekonomi pembangunan dan sosiologi.  Para ahli di kedua bidang tersebut umumnya sepakat pada satu hal yakni modal manusia berperan secara signifikan, bahkan lebih penting daripada faktor teknologi,  dalam memacu pertumbuhan ekonomi.  Modal manusia tersebut tidak hanya menyangkut kuantitas, tetapi yang jauh lebih penting adalah dari segi kualitas. Karena itu, investasi di bidang pendidikan tidak saja berfaedah bagi perorangan, tetapi juga bagi komunitas bisnis dan masyarakat umum. Pencapaian pendidikan pada semua level niscaya akan meningkatkan pendapatan dan produktivitas masyarakat. Pendidikan merupakan jalan menuju kemajuan dan pencapaian kesejahteraan sosial dan ekonomi. Sedangkan kegagalan membangun pendidikan akan melahirkan berbagai problem krusial: pengangguran, kriminalitas, penyalahgunaan narkoba, dan welfare dependency yang menjadi beban sosial politik bagi pemerintah. Dari kalimat di atas, apakah ukuran yang dapat menentukan kualitas manusia? Ada berbagai aspek yang dapat menjelaskan hal ini seperti aspek kesehatan, pendidikan, kebebasan berbicara dan lain sebagainya.  Di antara berbagai aspek ini, pendidikan dianggap memiliki peranan paling penting dalam menentukan kualitas manusia.  Lewat pendidikan, manusia dianggap akan memperoleh pengetahuan, dan dengan pengetahuannya manusia diharapkan dapat membangun keberadaan hidupnya dengan lebih baik.
Dari berbagai studi tersebut sangat jelas dapat disimpulkan bahwa pendidikan mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi melalui berkembangnya kesempatan untuk meningkatkan kesehatan, pengetahuan, dan ketarmpilan, keahlian, serta wawasan mereka agar mampu lebih bekerja secara produktif, baik secara perorangan maupun kelompok. Implikasinya, semakin tinggi pendidikan, hidup manusia akan semakin berkualitas.  Dalam kaitannya dengan perekonomian secara umum (nasional), semakin tinggi kualitas hidup suatu bangsa, semakin tinggi tingkat pertumbuhan dan kesejahteraan bangsa tersebut.

DAFTAR REFERENSI 
 
Supawi Pawenang, Materi Kuliah Lingkungan Ekonomi Bisnis Program S2  UNIBA Surakarta